Cinta Membaca

Mari kita renungkan hadist ini. Nabi Muhammad SAW bersabda ,” Belajar dari buaian hingga liang lahat”, menuntun kita untuk meyakini bahwa proses belajar dilakukan sepanjang hayat. Wahyu yang pertama diterima beliau yaitu Q.S. AlAl-Alaq juga dimulai dengan kata ” Iqra” yang diartikan sebagai bacalah. Mengapa?

Membaca merupakan fungsi otak yang penting bagi manusia. Membaca dapat menambah wawasan dan dapat mengembangkan pemikiran baru pada manusia. Otak manusia semakin banyak diisi semakain banyak daya tampungnya. Maka jangan pernah menghambat anak untuk belajar pada periode kehidupannya ketika keinginan belajar sedang pada puncaknya. Oleh karena itu belajar membaca sejak dini dan mencintai buku sedini mungkin harus ditanamkan.

Sejarah mencatat seorang tokoh dibidang kedokteran Ibnu Sina atau lebih dikenal sebagaiĀ  Avicena oleh orang barat, menamatkan dan menghafal 30 juzz Al-Qur’an pada usia 10 tahun. Ir. Kun Ariwibowo, lulus sarjana elektro pada usia 18 tahun 8 bulan. Menurut keterangannya ia sudah dapat dan gemar membacapada usia 4 tahun. (Muslih, M.Buletin Pusat Pustaka, 2005)

Menurut Prof. Dr. Yus Rusyana pakar pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dariUniversitas Ilmu Pendidikan Bandung pada Buletin Pusat Perbukuan ada 3 hal yang diperlukan untuk menumbuhkan minat membaca, yaitu menyiapkan :

  1. Waktu; Setiap orang harus menyediakan waktu luang yang tersisa dari kegiatan rutinitas dalam kehidupannya untuk membaca. Di masa ini kendala utama dalam pemanfaatan waktu luang adalah kegiatan menonton televisi atau internet yang cenderung membuat orang hanya menjadi penonton pasif. Tayangan yang diulang-ulang juga menambah proses proses kreatif seseorang menjadi tumpul. Kalau kita cermati hanya sedikit program yang bersifat edukatif sehingga anak memerlukan banyak bimbingan orang tua saat menonton televisi.
  2. Kondisi; Setiap orang harus menyediakan kondisi yang menyenangkan sehingga dapat kesenangan setelah membaca. Buku yang beragam dapat memenuhi minat yang beragam pula, sehingga hal ini dapat disiasati dengan membaca buku diperpustakaan.
  3. Kepentingan; Setiap orang harus memperoleh sesuatu setelah membaca sesuai dengan kebutuhannya. Semisalnya seorang pemilik warung makan dapat menemukan menu makanan baru yang dapat meningkatkan pengunjung ke warung miliknya tersebut.

Cinta membaca adalah modal utama untuk membangun generasi yang berkualitas. Tanamkan motivasi membaca pada anak bahwa membaca adalah suatu kebutuhan.

 

Savitri Yani, S.Si.

Guru IPA SMPN I Semanu dan Pemerhati Gerakan Membaca Masyarakat

 

( Pernah dimuat pada Buletin SEMASA Edisi 2 November 2012 halaman 12 )